Egypt – Maidaturohman, Hidangan dari Dia Yang Maha Penyayang

Tulisan ini terlambat sekitar 4 hari. Tepatnya pada hari Jum’at, saya pergi jalan-jalan naik bis ke daerah Khan el Khalili. Sebuah tempat berburu oleh-oleh khas Mesir. Seperti halnya Malioboro di Jogja, dimana kita bisa berburu batik dan barang unik lain. Di Khan el Khalili kita bisa berburu barang-barang khas Mesir seperti pashmina, abaya, peci merah putih, dan sebagainya. Di Masjid dekat Khan el Khalili inilah saya menikmati Maidaturohman.

Sebelum berburu oleh-oleh, yang notabene ingin saya kirim ke Indonesia via jasa pengiriman, menjelang berbuka puasa saya berniat menuju Masjid Al Azhar. Jarak tinggal 10 meter di depan pintu masjid, tiba-tiba kami ditarik oleh seorang pria untuk diminta duduk. Saya terbengong, “Ada apa ini? Kok ditarik-tarik?”. Si pria berucap “Maidaturohman.. Maidaturohman..”. “Wah.. apa itu Maidaturohman?”, pikir saya. Saya jadi teringat waktu program di kantor kemarin, saya menempelkan stiker Maidaturohman di karton-karton Indomie untuk dibagikan ke masjid-masjid. Ternyata seperti inilah yang namanya Maidaturohman.

Maidaturohman adalah hidangan cuma-cuma yang dibagikan kepada orang yang kurang mampu atau tidak sempat berbuka karena masih dalam perjalanan. Hidangan ini biasa tersedia di masjid-masjid sehabis sholat Maghrib. Hidangan ini bisa dinikmati oleh siapapun, tidak pandang bulu, tua atau muda, kaya atau miskin. Pokoknya siapapun yang lewat kawasan Maidaturohman, panitia akan mengajak masuk untuk bergabung dan berbuka puasa bersama.

Maidaturohman berasal dari kata Maidah yang artinya hidangan dan Ar Rohman yang artinya Maha Penyayang. Maidaturohman artinya hidangan dari Alloh Yang Maha Penyayang. Selain karena menunya sehat, ada nasi, daging, dan sayur, menu ini juga gratis. Betul-betul hidangan dari Yang Maha Penyayang.

Menu Maidaturohman di kawasan Khan el Khalili kali ini adalah nasi lemak, daging sapi, sayur, kurma, dan segelas sirup buah. Kita tinggal duduk manis, panitia akan datang menyuguhi makanan ke meja kita. Begitu adzan Maghrib berkumandang, ramai-ramai orang langsung tancap gas untuk menyantapnya. Rasanya asik, berbuka puasa bersama orang-orang Mesir di pinggir jalan. Dengan latar pemandangan jalan di depan Khan el Khalili, Masjid Al Azhar, Masjid Husein, betul-betul terasa bahwa kita tinggal di perantauan yang jauh dari sanak saudara.

Selesai Maidaturohman, kita bersihkan meja dan buang sampah makanan ke tempat sampah, lalu langsung menuju masjid untuk sholat Maghrib. Begitu masuk masjid Al Azhar, kami baru tahu kalau ternyata di dalam masjid pun menyediakan Maidaturohman. “Wah.. bisa jadi agenda berikutnya nih, hehe..”, pikir saya.

Kali ini saya tidak sempat mengambil foto mengenai suasana Maidaturohman. Saya begitu asik bercengkerama dengan penduduk lokal dan melihat suasana Romadon disini. Mungkin lain waktu akan saya lengkapi tulisan ini dengan foto-foto.

Kalau kamu ke Mesir di bulan Romadon, kamu harus mencoba Maidaturohman 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *