Esensi Kegagalan, Perjuangan, Kesuksesan serta Kehidupan

KEHIDUPAN adalah MENAPAKI setiap ruas JALAN NASIB (TELAH/AKAN DIPILIH) menuju batas akhir DARI GARIS TAKDIR, dengan segala KEMAMPUAN yang diiringi dengan bekal NIAT TULUS, ILMU, PERJUANGAN, TINDAKAN yang BAIK, KASIH SAYANG, KESABARAN, KETEGARAN, KOMITMENT, CINTA, DOA, TAWADHU, HARAPAN dan KETUNDUKAN pada KETENTUAN dan ATURAN dari ALLAH SWT seperti yang telah dicontohkan oleh RASULULLAH SAW.

Jika sesuatu yang buruk menimpa diri, maka ikhlaskanlah. Sesungguhnya dengan ikhlas terhadap segala sesuatu yang buruk yang menimpa diri, maka Allah SWT pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Namun jika yang buruk tersebut dikarenakan kelalaian/kecerobohan diri sendiri maka insyafilah, agar kelak diri lebih hati – hati dan waspada, jadikanlah kejadian yang buruk itu sebagai teguran halus untuk diri sendiri dari Allah SWT.

Hanya MANUSIA yang BODOH, PENGECUT dan PECUNDANG, yang akan BERPUTUS ASA dalam PERJUANGANNYA, sehingga dirinya MENYERAH ketika menghadapi suatu KEGAGALAN dalam proses meraih KEMENANGAN dan KESUKSESAN dari PERJUANGANNYA tersebut.

Sesungguhnya tidak Allah SWT jadikan segala yang ada dikehidupan ini sia – sia, Sehingga adanya GAGAL pun adalah suatu bagian proses utk mencapai SUKSES yang SEJATI, karena dengan GAGAL kita dapat bersikap CERDAS, WASPADA, SABAR, ARIF & BIJAKSANA dalam meraih dan menikmati KESUKSESAN. Jangan anggap GAGAL sebagai PENGHAMBAT menuju SUKSES, jadikan GAGAL sebagai PEMICU agar kita tidak PUTUS ASA dalam PERJUANGAN menuju SUKSES.

KESUKSESan diraih dari rangkaian HARAPAN, KEYAKINAN, TINDAKAN, PERJUANGAN, PENGORBANAN, CINTA dan DOA. Yang titik AWALnya dari bernama: KEINGINAN atau NIAT yang TULUS.

Apapun hasil yang akan kita dapati, yakinlah bahwa itu yang terbaik untuk kita yang sesuai dengan apa yang telah kita perjuangkan. Sesungguhnya Allah SWT akan memberi ganjaran yang terbaik jika hasilnya tidaklah sesuai dengan yang kita harapkan. Tiada Balasan yang lebih baik selain Ridho Allah SWT, jika kita ridho dan ikhlas dengan segala ketetapanNya.

Pejuang Sejati yang Sekaligus juga Pemenang Sejati akan mampu memaknai kegagalan secara arif dan bijaksana, karena baginya kegagalan adalah bagian dari realitas perjuangan dan kemenangan. Tak ada kesuksesan sejati yang indah dan bermakna jika tidak dihiasi oleh kegagalan.

KESABARAN dan DOA adalah MODAL UTAMA, selain ILMU, KEJUJURAN, KERJA KERAS, KETEGUHAN dan NIAT TULUS kita utk mampu bertahan dan memenangkan dalam memperjuangan VISI serta MISI dan IDEALISME dalam menghadapi UJIAN HIDUP di JAMAN INI.

Sesungguhnya kegagalan yang terjadi adalah anak tangga menuju puncak kesuksesan yang akan dituju. Kegagalan mengajarkan kita untuk lebih cerdas dan waspada dalam menggapai puncak kesuksesan & mendidik kita untuk arif dan bijaksana dalam menikmati kesuksesan.

Sesulit apapun realitas kehidupan ini, pasti ada peluang, dan sekecil apapun peluang tersebut maka harus dimanfaatkan sebaik – baiknya agar tidak ada yang tersia – sia dari setiap peluang yang Allah karuniakan kepada kita.(Kerja – KERAS, Kerja – CERDAS, Kerja – IKHLAS).

Sesungguhnya UJIAN berupa REALITAS HIDUP yang MENYESAKAN DADA SANGATlah SEDIKIT jika harus diBANDINGkan dengan KARUNIA serta ANUGRAH ALLAH SWT berupa KENIKMATAN serta KESENANGAN dan KEMUDAHAN HIDUP di DUNIA ini, namun SERINGnya kita selaku MANUSIA sebagai HAMBA-NYA sangat SULIT untuk PANDAI BERSYUKUR kepada ALLAH SWT.

KESULITAN serta RINTANGAN yg terjadi tidaklah membuat surut langkah serta nyali dari seorang PEJUANG, namun justru dengan KESULITAN serta RINTANGAN yg ada tersebut akan membentuk karakter serta potensi yang ada menjadi lebih KUAT, TANGGUH dan TERUJI.

Jadikanlah GAGAL sebagai bagian dari kenikmatan dalam meraih keSUKSESan, dan hanya dengan begitu seseorang dapat menemukan rahasia-rahasia pengetahuan, penghayatan yang dalam, dan perhargaan yang tinggi terhadap ILMU, DOA, HARAPAN, KESABARAN, CINTA serta keSUKSESan SEJATI dan KEAGUNGAN ALLAH SWT.

Sesungguhnya tidak akan berarti & berguna, KESUKSESAN secara MATERI, jika tidak membuat diri seseorang menjadi SUKSES secara INTELEKTUAL (KECERDASAN) serta SUKSES secara MORAL (EMOSI hingga ETIKA) dan SUKSES secara ROHANI (BERTAUHID, IKHLAS, TAWADHU, TAWAKAL hingga TAQWA), karena KESUKSESAN yang SEMPURNA adalah TERWUJUDNYA KESATUAN antara SUKSES MATERI serta INTELEKTUAL juga MORAL dan ROHANI.

Puncak KESUKSESAN berupa KESEMPURNAAN HIDUP hanya diperuntukan bagi JIWA yang TULUS, IKHLAS, SABAR, TEGAR, OPTIMIS, TENANG, TAWADHU, BERKOMITMEN, BERSEMANGAT & YAKIN atas segala KEBESARAN KUASA ALLAH SWT dalam menghadapi terjalnya realitas jalan nasib dari kehidupan yang berat, penuh rintangan dan melelahkan.

KENISCAYAAN atau KEPASTIAN dari KEBAHAGIAAN serta KESEMPURNAAN dan KESUKSESAN, HANYA dapat DICAPAI dan DILEWATI melalui PERJUANGAN secara SUNGGUH – SUNGGUH dengan PENUH KESABARAN, KETEKUNAN, KETABAHAN, OPTIMISME, SEMANGAT dan CINTA yang BERLANDASKAN KESADARAN serta PEMAHAMAN dan KEYAKINAN TERHADAP SEGALA JANJI ALLAH SWT.

SUDAH menjadi SUNATULLAH dari TAKDIR PERJUANGAN terhadap CITA – CITA MULIA, bahwa PERJUANGAN pasti SELALU DIHIASI oleh RINTANGAN serta UJIAN BESAR, agar KELAK NILAI dari KEMENANGAN serta KEJAYAAN dari PERJUANGAN tersebut akan LEBIH BERMAKNA dan MULIA, dan JIWA – JIWA PEJUANG yang MENANG tetap TAWADHU dalam KEMENANGAN serta KEMULIANNYA tersebut.

Sesulit apapun realitas hidup ini, harus dihadapi dengan OPTIMIS serta KEYAKINAN secara TOTALITAS terhadap segala JANJI – JANJI ALLAH SWT. Tidak cukup hanya berkomitment untuk berani mati dalam menjalani itu semua, namun diperlukan juga untuk berani bertahan hidup dengan KEYAKINAN yang dimiliki dalam menghadapi segala rintangannya dengan tetap TEGAR.

LELAH, LETIH serta JENUH adalah hal yang sangat MANUSIAWI dirasakan oleh seluruh manusia DALAM PERJUANGANNYA untuk merealisasikan apa yang diinginkannya, hanya saja JANGAN TERLALU LARUT dalam kondisi LELAH, LETIH serta JENUH, agar TIDAK BERBUAH pada KEPUTUS ASAAN dalam PERJUANGAN tersebut.

Ketika mendapati diri pada kondisi LELAH, LETIH serta JENUH, maka itu menjadi pertanda bagi diri agar bertindak untuk ISTIRAHAT SEJENAK, sehingga SEMANGAT dan STAMINA menjadi LEBIH BAIK dan PERJUANGAN HIDUP dapat dilanjutkan menjadi lebih MENGGAIRAHKAN serta TUJUAN tetap DAPAT TERCAPAI dengan seiring waktu yang terus bergulir dengan segala peluang yang hadir.

Sesungguhnya Allah SWT memberikan segala sesuatu kepada hamba – hambaNya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh hamba – hambaNya tersebut berdasarkan Ilmu & KehendakNya, dan bukanlah sesuai dengan yang diinginkan oleh hamba – hambaNya berdasarkan hawa nafsunya. Allah SWT akan menambahkan karunia serta anugerahNya kepada hamba – hambaNya yang dapat bersyukur atas segala sesuatu yang diberikanNya.

Sesungguhnya MASA DEPAN hanya DIPERUNTUKAN bagi segenap MANUSIA yang BERJIWA OPTIMIS, TEGAR, SABAR, BERANI, PATRIOT (PEJUANG), JUJUR, PEMAAF, BERKOMITMENT, WELAS ASIH serta BERTAUHID kepada ALLAH SWT. MASA DEPAN tersebut tidaklah sebatas pada dimensi DUNIAWI yang FANA, namun juga MASA DEPAN yang berorientasi pada dimensi AKHIRAT yang ABADI.

Sesungguhnya MASA DEPAN TIDAK ADA bagi segenap JIWA yang BODOH, KERDIL, MALAS, PENGECUT, PECUNDANG, TERGESA – GESA, PESIMIS, PENDENDAM, LEMAH, serta TIDAK YAKIN kepada KUASA dan KEBERADAAN ALLAH SWT. Sehingga DENGAN REALITAS YANG ADA dirinya SELALU BERPUTUS ASA dari PERTOLONGAN dan JANJI ALLAH SWT AKAN CERAHNYA MASA DEPAN.

*Sumber: Soeseno Abu Hanifah dan Wirausaha Muda Mandiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *