Yang berangkat ke sawah ketika Subuh datang, pulang ketika azan Dhuhur berkumandang, berangkat lagi setelah makan siang, dan pulang ketika petang menjelang. Malam hari digunakan petani untuk bercengkerama dengan keluarga, beristirahat, dan bersyukur. Bersyukur ia masih dapat makan, makan dari lahan sawahnya sendiri. Bersyukur karena soal makanan, ia tidak harus membeli.
Petani mengajarkan manusia untuk hidup dalam kesabaran, selalu berusaha, selalu menerima, selalu bermunajat pada Tuhan, bersyukur ketika rezeki datang, dan tidak berputus asa ketika cobaan Tuhan datang. Petani tidak pernah mengeluh, dalam tiap keadaan apapun ia tetap bersyukur.
Petani adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk melestarikan kehidupan. Bekerja setiap hari, 7 hari dalam seminggu, menyediakan makanan untuk penduduk di seluruh penjuru negeri.
Petani adalah guru terbaik di dunia. Yang tidak pernah menghitung untung rugi atas tanaman yang ia tanam. Panen melimpah ia syukuri, panen gagal ia anggap sebagai koreksi –barangkali selama ini, dalam diri si petani kurang bersyukur pada Tuhan selama ini.
My grandfather used to say that once in your life you need a doctor, a lawyer, a policeman and a preacher. But everyday, three times a day, you need a farmer.
Baca novel ‘The Good Earth’
Petani adalah pahlawan, orang-orang sukses dengan mengolah tanah hingga bisa berguna buat manusia.
Tkajub sama petani yang luar biasa gigih.
Terima kasih mas. Segera masuk ceklist buku yang harus dibeli secepatnya.
Monggo. Ada 3 seri yang luar biasa. Menurut filosofi Cina: Generasi pertama membangun, generasi kedua berjaya, generasi ketiga runtuh.
Mas sudah pernah baca? Saya baru lihat review-nya via Google. Sangat menarik ceritanya. Peraih Pulitzer pula, sepertinya perlu dan sangat perlu untuk dimiliki.
Udah. Makanya recomended.