binoculars

Kita merasa menatap sesuatu yang benar

Pemandangan yang tertatap oleh mata bisa sangat mengecoh pemikiran dalam kepala. Kita merasa menatap sesuatu yang benar, padahal kebenaran itu terbatasi sudut pandang dan kemampuan mata kita sendiri.

Manusia adalah makhluk paling sempurna, begitu yang tersebut dalam salah satu kitab suci. Namun yang namanya kelebihan disitu pulalah tersimpan suatu kekurangan. Boleh jadi manusia memiliki semua kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lain. Kehendak, pikiran, akal, nafsu, dan berbagai daya dimiliki oleh manusia. Namun apakah dengan kelebihan tersebut membuat manusia menjadi lebih baik dari makhluk lain?

Binatang tidak memiliki pikiran, akal, dan daya untuk mengendalikan alam pikirannya. Ia bergerak menggunakan insting. Bicara binatang dan manusia. Manusia yang memiliki kemampuan sempurna seyogyanya mampu bertindak dengan baik, lebih baik daripada binatang. Namun yang terjadi sebaliknya, dengan kemampuannya, manusia malah bertindak bagai binatang. Rakus, tamak, mau menang sendiri, memperkaya diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, manakah yang lebih layak disebut sebagai binatang, manusia atau binatang itu sendiri?

Manusia seringkali merasa benar sendiri. Pada lain waktu ia mencari pembenaran atas setiap hal yang dilakukannya. Memanipulasi kata-kata yang seharusnya salah, dibungkus dengan ini itu, lalu terlihat jadi seolah benar.

Maka dari itu ada istilah diam adalah emas. Maksudnya adalah sebelum berbicara kita harus diam dulu. Melihat situasi dan kondisi. Mendengarkan apa yang orang lain ingin kemukakan. Lihat dan dengar pemikiran apa yang mereka punya. Bandingkan dengan pikiran kita.

Tuhan memberi kita dua (2) telinga dan satu (1) mulut. Artinya dari sononya memang kita disarankan untuk mendengarkan 2 kali lebih banyak sebelum kita berbicara.

Dalam berbicara, pilih kata-katamu dengan hati-hati. Jangan sampai membuat orang lain tersinggung. Jangan sampai kita merasa menatap sesuatu yang benar, namun ternyata itu semua salah. Karena kita terlanjur berpikir secara emosional, secara subjektif. Kita lupa bahwa setiap hal harus dilihat secara objektif.

Jangan mudah menghakimi seseorang. Kita tidak tahu masalah apa yang ia hadapi. Jangan sampai kita terlalu egois dan selfish. Kita ini manusia, bukan binatang. Janganlah bersikap seperti binatang.

Baca juga >> Bahagia itu Sederhana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *