Bukan karena mereka tapi karena kita. Kita yang memegang kendali atas kebahagiaan diri kita sendir, bukan orang lain. Kita yang mengendalikan pikiran kita, bukan orang lain.
Bukan karena hari ini indah kita menjadi bahagia, tapi karena kita bahagia hari ini menjadi indah.
Baca juga:
Bukan karena tidak ada rintangan kita menjadi optimis, tapi karena kita optimis rintangan menjadi tidak ada. Sifat optimislah yang harus kita tanamkan sejak awal. Dengan bersikap optimis maka setiap hambatan akan tidak terasa.
Rasa optimis memberikan energi positif kepada diri kita dan tim. Sebaliknya rasa pesimis mengurangi energi di dalam tubuh. Hanya dengan rasa optimislah kita bisa berjalan lebih jauh dan lebih lama.
Bukan karena mudah kita yakin bisa, tapi karena kita yakin bisa semuanya menjadi mudah. Keyakinan dalam diri lah yang membuat kita bersikap optimis. Dengan keyakinan itu, kita menjadi percaya diri bahwa setiap hal dan hambatan akan mampu diatasi dengan mudah.
Rasa yakin bahwa kita akan berhasil harus ditanamkan sejak awal. Di dalam perjalanan, hambatan mungkin muncul. Namun rasa yakin mengalahkan setiap hambatan itu.
Rasa yakin bahwa kesuksesan akan datang bagi mereka yang tak pernah berhenti berusaha. Rasa yakin bahwa siapa yang menabur ia akan menuai. Rasa yakin bahwa Tuhan selalu ada bagi mereka yang percaya.
Bukan karena semua baik kita tersenyum, tapi karena kita tersenyum maka semua menjadi baik. Hal baik belum tentu terjadi setiap saat. Ban sepeda bisa bocor, kunci pintu bisa terselip dan hilang, orang lain bisa menjengkelkan, dan sebagainya. Hal-hal tidak mengenakan hati bisa terjadi setiap saat di luar kendali kita.
Lalul apa yang dapat kita kendalikan? Senyuman. Kita bisa tersenyum kapan pun kita mau. Tidak perlu menunggu hal baik datang lalu kita tersenyum. Kita tersenyum dahulu untuk memancing hal baik itu datang.
Selamat beraktivitas dan jadilah inspirasi.