Mari Bersyukur

Mari bersyukur untuk hari ini. Apabila hari ini kita bisa makan sepiring nasi dan memiliki badan yang sehat, maka bersyukurlah. Berarti kita adalah orang yang paling kaya pada hari ini.

Banyak orang mengeluh atas apa yang menimpanya. Sakit yang melanda, tugas sekolah dan kuliah yang menumpuk, gaji yang segitu-gitu saja, hasil panen gagal, rugi dalam berdagang, dan lain sebagainya. Semua itu hampir pernah dialami oleh semua orang.

Baca juga :

bahagia itu sederhana
Bahagia itu sederhana

Dalam hidup, kita sesungguhnya memiliki 80% syarat untuk bahagia. Sebagai contoh yaitu makanan untuk hari ini, naungan untuk berteduh dari panas dan hujan, dan yang paling penting adalah kesehatan. Apabila hari itu kita sudah memiliki syarat tersebut maka kita layak untuk berbahagia dan bersyukur. Tidak harus memiliki mobil mewah, rumah mewah, gadget terbaru, atau pakaian yang bagus. Tidak. Tidak perlu itu semua. Bisa makan, bisa tidur nyenyak, dan badan sehat. Sudah. Itu semua adalah syarat berbahagia. Mari bersyukur.

Kalau tadi 80% syarat bahagia sudah kita miliki, lalu yang 20% kemana?

Yang 20% sisanya itu adalah sesuatu yang tidak kita miliki. Kadang kita selalu berusaha mengejar-ngejarnya, karena berpikir dengan mendapatkan 20% tadi kita akan merasa bahagia. Diantara yang 20% tadi ialah uang yang banyak, rumah yang mewah, kendaraan mewah (padahal naik vespa saja sudah cukup), dan lain sebagainya.

Kenapa kita mengejar 20% itu tadi dan lupa bersyukur atas 80% nikmat yang sudah kita miliki?

Karena kita terlalu memperhatikan kehidupan orang lain. Ketika melihat orang lain punya handphone terbaru kita jadi pingin. Ketika tetangga membeli televisi dengan ukuran raksasa, kita jadi kepingin. Ketika teman kampus membeli sepatu terbaru, celana dan jaket dari distro, kita jadi kepingin.

Ya begitu terus.

Kita terlalu memperhatikan tingkah laku orang lain. Terlalu memperhatikan apa yang dimiliki orang lain, sehingga terkadang lupa atas segala yang kita miliki. Selain lupa, kadang kita juga menjadi tidak bersyukur. Padahal tidak sedikit orang lain di luar sana yang masih hidup papa.

Coba renungkan hari ini. Bisa makan enak kan, meski hanya dengan lauk kecap? Bisa tidur nyenyak kan semalam, meski hanya beralaskan tikar? Punya laptop kan, meski jadul? Punya handphone kan, meski cuma bisa buat nelpon dan SMS? Punya pakaian kan meski itu sudah usang? Punya rumah kan, meksi kalau hujan sering bocor?

Mari bersyukur. Ada banyak orang di luar sana yang tidak bisa makan karena terkena penyakit kanker lidah. Ada juga yang tidak bisa tidur nyenyak karena tulang belakangnya retak. Ada pula mereka yang tidak punya laptop sehingga harus menulis tangan. Ada yang harus berkirim surat karena tidak ada handphone. Ada yang harus memakai pakaian compang-camping karena tidak mampu membeli pakaian yang bagus. Ada pula yang harus tidur di emperan toko, karena memang tidak ada tempat untuk pulang.

Di balik betapa berat, betapa susah kehidupan kita, mari bersyukur. Ada lebih banyak alasan untuk bersyukur daripada untuk mengeluh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *