Negara Mata Angin

Tulisan ini kubuat di waktu pagi.

Bicara tentang mata angin: utara, barat, selatan, dan timur. Masing-masing memiliki peranan.

Utara identik dengan magis. Karena di negeriku, kebanyakan orang dikubur membujur ke utara. Selain itu, dulu yang mengusir Belanda dari penjajahan pun adalah negeri dari utara, Jepang tepatnya. Masihkah utara masih sesakral yang dulu? Agaknya tidak. Negeri yang dulu membebaskan negeriku dari belenggu kolonialisme sekarang sedang agak mundur. Meskipun akhir-akhir ini, baca berita dari koran, pertumbuhan ekonominya meningkat.

Barat. Saat ini masih menjadi kiblat bagi segala hal. Barat lebih identik dengan USA dan Eropa, juga Australia, pokoknya mereka yang berkulit putih. Ekonomi, politik, dan kemajuan di segala bidang menjadi panutan setiap negara yang sedang berkembang. Namun sejak 2008, resesi yang melanda USA dan Eropa membuat mereka terpuruk, terutama dalam hal ekonomi. Beberapa negara terancam bangkrut karena tak mampu membayar utangnya. Ahh.. negara kok seperti perusahaan ya, bisa bangkrut.

Selatan. Negeri selatan tidak banyak yang menyebut. Selatan kebanyakan adalah lautan. Pasifik, Hindia, dan Atlantik. Ada satu lagi, benua es, Antartika, yang dihuni penguin dan makhluk kutub lainnya.

Bagaimana dengan Afrika? Tidak. Mereka bukan negara selatan. Afrika lebih terkenal dengan benua hitam, terbelakang, miskin, dan berbagai sebutan lain yang tidak manusiawi. Memang ada beberapa negara yang sudah maju, tetapi sekali lagi, hanya beberapa.

Bagaimana dengan Amerika Latin? Bukankah mereka ada di Selatan? Iya, sebagian besar, secara geografis, mereka memang berada di selatan. Kalau boleh kusebut, negeri di Amerika Latin adalah negeri penghasil pemain sepakbola. Apapun negaranya. Agaknya negara Selatan cocok diberikan pada mereka. Negara Selatan sekarang pun sedang bertumbuh, seperti di negara kita. Mereka punya bargaining power tersendiri terhadap negara Barat.

Timur. Negara Timur identik dengan China dan Asia Tenggara. Timur juga merupakan tempat terbitnya matahari. Mungkin julukan ini cocok disematkan bagi negara-negara di kawasan ini. Pertumbuhan ekonomi yang positif, masyarakatnya yang sudah mulai terdidik, dan destinasi pilihan bagi warga dunia yang ingin berplesiran. Negara Timur, termasuk Indonesia, saat ini menjadi primadona bagi investasi dari seluruh dunia. Mungkin tidak bakal lama lagi, kiblat dunia akan bergeser, dari Barat menjadi Timur. Lihatlah China. Bagaimana negeri yang pada tahun 1900-1950an begitu terpuruk, miskin, terbelakang, feodal, hanya dalam waktu 50 tahunan saja sudah menjadi kekuatan yang sulit ditandingi. China adalah ancaman bagi negara Barat. Jumlah penduduk yang besar dan politik pemerintah yang lebih condong ke arah sosialis bisa meredam kapitalisme yang mencoba menjajah mereka. Bersama India dan Indonesia, negeri Timur, saya menyebutnya, menjadi gadis molek idaman semua negara di dunia.

Ahh.. ada satu lagi. Timur Tengah. Negara di kawasan ini baru saja lahir kembali. Saat ini pun masih berperang, mencoba meruntuhkan kediktatoran pemimpin mereka dan bertranformasi menjadi demokrasi – paham yang saat ini sedang digandrungi banyak negara, padahal juga belum tentu baik dan cocok diterapkan di semua negara. Timur Tengah masih bergejolak. Kalau Indonesia sudah meninggalkan dunia kediktatoran tahun 1998, sekaligus krisis multidimensinya, Timur Tengah baru mengalaminya sekarang.

Indonesia butuh waktu 15 tahun untuk menjadi semolek sekarang. Mungkin saja hal itu juga akan terjadi di Timur Tengah. 15 tahun lagi mungkin kiblat manusia akan kembali kesana. Seperti yang terjadi di jaman Nabi SAW, 1400 tahun silam.

Kehidupan adalah roda yang berputar. Konstilasi Yin Yang yang tidak pernah terputus. Naik turun seperti halnya gelombang transversal. Saya coba gambarkan seperti ini:

  • Sebelum tahun 600 Masehi kiblat dunia ada di Romawi (Barat). Saat itu paham agama menjadi landasan negara Romawi. Negeri Timur, termasuk Timur Tengah masih terbelakang pada zaman ini.
  • 600 M – 1400 M kiblat dunia berpindah ke Timur dengan pusatnya di Arab, negeri para khalifah. Ada pula negeri di Timur Jauh, dengan Kubilai Khan di daratan China dan Sriwijaya dan Majapahit di Indonesia. Disini agama pun masih menjadi landasan suatu negara.
  • 1400 M – 2000 M kiblat dunia kembali ke Barat lagi. Kolonialisme tumbuh, negeri khalifah pun surut. Agama tidak lagi menjadi paham suatu negara, nasionalisme lah yang menjadi dasarnya. Nasionalisme menjadi dasar utama suatu negara untuk saling berseteru. Coba lihat Indonesia dan Malaysia, sama-sama negara mayoritas muslim dan sama-sama di Asia Tenggara namun sering berseberangan. Saya pikir, nasionalisme bukanlah paham yang baik.
  • Saat ini, abad milenium, kiblat dunia sedang bergerak kembali ke titik yang lain. Kembali ke Timur, terutama China dan Asia Tenggara. Dengan jumlah penduduk yang banyak dan angkatan mudanya yang besar, negeri-negeri di kawasan ini sedang berias diri. Oh ya, ada pula India. Negara besar ini saya kategorikan pula ke dalam negeri Timur, karena memang letaknya juga tidak begitu jauh dari China maupun Indonesia.
    Untuk Timur Tengah sendiri, saat ini masih bersolek. Baru saja mereka mengganti raja mereka yang diktator dan diganti dengan pemimpin dari hasil Pemilu. Sering kita baca di media, namanya Arab Spring.

Mari kita lihat 15 tahun lagi, bisa kurang bisa juga lebih, seperti apa Timur Tengah dan Timur itu sendiri. Semaju apakah peradaban di negeri Asia ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *