pelatihan entrepreneur bagi lapisan masyarakat

Pelatihan Entrepreneur Bagi Lapisan Masyarakat

JAKARTA : Pelatihan entrepreneur bagi lapisan masyarakat kini tidak lagi terbatas bagi kalangan akademisi, tapi sudah merambah ke berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari para TKI, transmigran hingga para pemuda di perdesaan.

Kali ini tokoh entrepreneurship Indonesia, Ciputra memberikan pandangannya mengenai kewirausahaan di Indonesia. Ia mengharapkan para tenaga kerja Indonesia (TKI) diberikan pendidikan entrepreneurship sebelum berangkat bekerja ke luar negeri. Dengan pendidikan itu, para TKI ketika pulang ke tanah air bisa memanfaatkan ilmu yang diserap di luar negeri untuk menjadi wirausahawan.

Baca juga tentang:

Ciputra sedan memberikan pidato di bidang entreprenurship
Ciputra sedan memberikan pidato di bidang entreprenurship

Selain para TKI, para transmigran juga diharapkan bisa diberikan pelatihan kewirausahaan. “Saya mengusulkan balai latihan kerja diubah jadi entrepreneurship center yang melatih para tenaga kerja agar berwirausaha,” seru Ciputra.

Puluhan peserta dari berbagai daerah menghadiri acara dialog kewirausahaan dengan Ciputra di Hotel Bidakara hari ini. Sudarma, misalnya, salah satu peserta berasal dari Kuala Kapuas, Kalteng dengan bersemangat bertanya mengapa entrepreneur sulit ditularkan meskipun sudah diajarkan.

Dunia digital semakin berkembang, masyarakat harus segera ambil bagian
Dunia digital semakin berkembang, masyarakat harus segera ambil bagian

Ia mengemukakan bahwa warga transmigran yang ada di perdesaan justru setelah pertaniannya menghasilkan, mereka malah memilih bermigrasi ke kota. Tujuannya tidak lain untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Konsekuensinya lahan menjadi menganggur hingga mencapai jutaan hektare.

Sudarma mengakui masih minimnya kesadaran untuk menjadi wirausaha bagi keluarga transmigran. Ketua Perhimpunan Transmigran, Mahadi Utomo juga mempertanyakan bagaimana membuat strategi konsep desa agar menjadi unggulan dan mengolah lahan tidur agar menjadi berguna bagi keluarga transmigrasi.

Ciputra mengatakan jiwa entrepreneur sulit ditularkan karena belum membudaya di masyarakat. Kesulitan ini terutama bagi keluarga transmigran yang hanya mendapat bekal lahan dan bibit pertanian. Setelah panen, para transmigran lalu menjual produksi hasil panen mereka langsung.

Selama menjadi menjalani proses transmigrasi, para transmigran hanya dibimbing cara bertani hingga menghasilkan. Mereka tidak dilatih bagaimana memberikan nilai tambah pada produk pertanian yang mereka hasilkan.

Sumber : www.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *