Pertumbuhan Omzet Ritel Modern Sekitar 5%

Pertumbuhan omzet ritel modern sepanjang tahun ini ditaksir tak lebih dari 9% dibandingkan 2009. Walau sektor ritel masih menjanjikan, sejumlah problem mengganjal daya beli konsumen. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan Januari 2010 yang berkisar 5%.

Demikian rangkuman pendapat dari Retail Service Director Nielsen Yongky Susilo, Wakil Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Henryanto Komala, Direktur Komunikasi Korporat PT Matahari Putra Prima Tbk (Matahari) Danny Konjongian, dan PT Saratoga Investama Sedaya Sandiaga S Uno. Mereka dihubungi Investor Daily terpisah, di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Henry Komala, penjualan Januari selalu terendah setiap tahunnya. Hal serupa juga terjadi pada kuartal pertama. “Januari selalu menjadi bulan paling lemah setiap tahunnya sehingga tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk memprediksi sepanjang tahun. Secara nasional, kondisi ritel modern mungkin tidak jauh berbeda dari prediksi itu yakni memang hanya tumbuh 4-5%,” kata Henry.

Walau, ia mengaku, pertumbuhan Alfamart pada Januari 2010 sekitar 20% dibandingkan Januari 2009. Yongki menegaskan, penjualan pada Januari masih kena dampak January effect yakni pertumbuhan yang lemah di permulaan tahun. “Jika dibandingkan dengan Januari 2009, penjualan pada Januari 2010 masih tumbuh satu digit, berkisar 4-5%,” tutur dia.

Faktor yang juga turut mengganjal pertumbuhan ritel moderen, kata Henry, adalah ketatnya izin pembukaan gerai baru. Meski demikian, ungkap Henryanto, hingga saat ini, pengajuan permohonan pembukaan gerai baru Alfamart selalu dalam tahap diproses dan dikabulkan, atau belum pernah ditolak.

Dia menambahkan, kondisi itu berbeda dengan kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Vietnam atas perizinan pembukaan gerai-gerai ritel modern. Menurut dia, berdasarkan penjajakan Alfamart dalam rangka ekspansinya ke Vietnam, proses perizinan dan regulasi terhadap gerai ritel modern di negara tersebut lebih mudah dan fleksibel dibandingkan di Indonesia.

Yongky menambahkan, akibat krisis ekonomi global yang menerpa sejak akhir 2008, penjualan ritel pada 2010 diperkirakan belum dapat menyaingi pencapaian tahun 2008. Sementara itu, lanjut dia, rencana ekspansi pengusaha ritel modern di Indonesia juga masih tergantung pada kondisi perekonomian nasional. “Pada 2010, pertumbuhan penjualan ritel modern nasional masih bergerak pada satu digit yakni sekitar 6-9% dibandingkan 2009. Omzet masih ditopang oleh produk-produk kebutuhan utama dan kenaikan julam populasi,” kata Yongky.

Masih menjanjikannya sektor ritel, bagi Sandiaga, hal itu mendorong pihaknya berencana mengakuisisi perusahaan yang bergerak di produk konsumsi, salah satunya ritel modern. Rencana yang dikabarkan bernilai sekitar Rp 2 triliun itu dijajaki sejak akhir 2009.

“Kami melihat sektor ini menjanjikan dan mulai melirik sejak akhir 2009. Rata-rata prosesnya membutuhkan waktu sekitar 9-12 bulan. Saat ini, masih terlalu dini untuk rencana aksi. Kita lihat paruh kedua tahun 2010, apakah renana ini bisa membuahkan hasil,” tutur Sandiaga.

Matahari Bertumbuh

Sementara itu, Danny menjelaskan, sepanjang 2009, Matahari berhasil membukukan total omzet penjualan hingga Rp 13,8 triliun. Angka itu melonjak sekitar 15% dibandingkan penjualan tahun 2008 yang senilai Rp 12 triliun.

Pertumbuhan itu ditopang oleh melajunya bisnis Matahari Department Store (MDS) dan Matahari Food Business (MFB). MDS bertumbuh sekitar 16,1% dengan kontribusi terhadap total omzet perusahaan sebesar Rp 6,9 triliun. “Pertumbuhan MDS didukung oleh comparable sales store growth yakni 9,9%,” tutur Danny.

Ia menambahkan, MFB menyumbang penjualan hingga Rp 6,5 triliun atau melonjak 23% dibandingkan 2008. Kenaikan MFB tersbeut didukung dengan pertumbuhan sekitar 3,5% pada comparable sales store.

Pada 2009, Matahari membuka masing-masing empat gerai baru untuk MDS dan MFB. Hingga saat ini, Matahari memiliki 4,5 juta konsumen di lebih dari 50 kota di Indonesia melalui 88 gerai MDS, 47 gerai Hypermart, 24 gerai Foodmart, 48 gerai Boston Health and Beauty Center, dan 90 lokasi tempat hiburan keluarga Timzone. “Matahari menjual lebih dari 100 ribu item yang dipasok oleh lebih dari 6.000 supplier lokal dan mancanegara,” papar Danny.

(Sumber : Investor Daily)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *