Semar dan Dewi Kanestren

Semar dan Dewi Kanestren

Semar dan Dewi Kanestren adalah sepasang suami istri dalam dunia pewayangan. Kisah awalnya dimulai ketika Semarasanta, nama asli Semar ketika itu, sedang berada dalam kondisi tergesa-gesa. Pada waktu itu Semarasanta dikejar oleh dua harimau. Semar berlari hingga sampai ke Pertapaan Saptaarga.

Baca juga:

Di Pertapaan Saptaarga ia ditolong oleh Resi Manumayasa. Kedua harimau yang mengejar Semar tersebut diruwat oleh Sang Resi dan keduanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati.

Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Manumayasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.

semar dan dewi kanestren
semar dan dewi kanestren

Berikut ini adalah kutipan dari buku gubahan Sudjiwotedjo dalam tulisannya Semar in Love. Kutipan ini memberikan sebuah pemahaman cinta yang menjadi dasar sebuah hubungan antara dua (2) insan manusia.

“Apakah lelaki harus gagah dan sempurna sehingga ia mampu dicintai perempuan? Aku suka kamu, Kakang Semar. Bentukmu lucu, gembrot, dan jauh dari ukuran wajar tentang ketampanan.”

“Dalam pengalaman hayatku sebagai perempuan, aku seringkali bertemu lelaki yang buruk rupa namun ia terus berusaha menunjukkan kekuasaannya di depanku. Menunjukkan bahwa ia paling gagah dibanding laki-laki lain. Akhirnya aku enek.”

“Kamu lain, Kakang Semar. Aku justru mencintaimu ketika kamu lari terbirit-birit ketakutan waktu kukejar tanpa berusaha menunjukkan kesaktianmu, walaupun naluriku mengatakan kamu jauh lebih sakti dari Bambang Manumayasa”, kata Dewi Kanestren pada suaminya.

“Kalau menuruti panca indera, sudah barang tentu aku akan memilih Dewi Kaniraras yang sewaktu jadi macan sangat indah kulitnya, indah sorot matanya, dan harum aromanya. Waktu itu aku belum punya pengalaman yang panjang sebagai laki-laki. Maklum, kau tahu sendiri aku baru saja turun ke bumi. Tapi naluriku waktu itu kuat mengatakan kamulah jodohku”, Semar menimpali.

Kita beruntung, orang lain jatuh cinta karena tahu kelebihan masing-masing. Kita jatuh cinta justru karena tahu kekurangan masing-masing.

*Mengutip dari Semar in Love dalam buku Dalang Galau Ngetweet karya Sudjiwotedjo.

0 thoughts on “Semar dan Dewi Kanestren

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *