Siapa menanam ia akan menuai

Ada sebuah cerita. Seorang mahasiswa di kota pelajar bernama Anonim, ia suka membawa pacarnya ke kosnya. Padahal membawa seorang wanita yang bukan saudara kandungnya sampai larut malam, dilarang oleh Ibu kost. Sekedar membawa pacar main ke kost memang diperbolehkan, asal masih dalam batas waktu yang wajar (sampai jam 22.00 malam setiap harinya). Namun bila membawa pacar sampai melebihi jam 22.00, apalagi sampai menginapkan pacarnya, sesungguhnya itu sangat dilarang.

Sekali dua kali, teman-teman kost tidak mengindahkan kelakuan Anonim ini. Lama-lama gerah juga, anak kost yang lain mulai memperbincangkannya, tapi tanpa memberi teguran kepada Anonim. Anak kost mulai mengadu kepada Ibu kost. Ibu kost pun menegurnya. Namun ternyata Anonim hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Ia tetap saja membawa pacarnya ke kostnya, bahkan sering menginapkannya. Tak tahu apa yang mereka lakukan, pria dan wanita bukan muhrim tidur dalam 1 kamar.

Anonim ini memiliki seorang adik perempuan, namanya Animin. Seorang mahasiswi juga, tetapi berbeda kampus dengan kakaknya. Akhir-akhir ini akhirnya diketahui bahwa si adik telah hamil dan usia kehamilannya sudah berusia 8 bulan. Lelaki yang menghamilinya pun lelaki dari luar kota, artinya pacarnya tinggal di luar kota.

Si adik yang sudah tak tahan dengan kehamilannya, melaporkan hal ini kepada ibunya. Si ibu pun kaget. Ia langsung datang ke kota pelajar. Menemui anaknya, dan menangis sejadi-jadinya.

“Salah apa orang tuamu ini Nak? Siang malam Ibu banting tulang, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Bekerja untuk kalian. Tetapi disini malah hamil”.

Si Ibu menangis. Si adik pun menangis. Semua menangis di kamar sang kakak. Kamar yang suka digunakannya untuk tidur bersama sang pacar.

Siapa menanam kelak ia akan menuai
Siapa menanam kelak ia akan menuai

Terkadang segala hal yang menimpa kita, adalah buah dari hal yang kita perbuat. Segala cobaan yang kita hadapi sekarang, sedikit banyak adalah hasil dari kejahatan/dosa yang kita perbuat di masa lalu. Beberapa dari kita mungkin tidak percaya adanya Karma. Namun, mendengar cerita di atas, kalian bisa percaya bahwa cobaan dari Tuhan adalah buah dari perbuatan kita sendiri.

Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Kita menanam padi, kita pun akan memanen padi, tidak mungkin akan berbuah ubi jalar. Begitu juga sebaliknya.

Menanam kebaikan tentu akan berbuah kebaikan. Menanam keburukan tentu akan berbuah keburukan. Menanam di dunia, bisa saja kita memanennya di dunia, juga di akhirat.

Berhati-hatilah sahabatku. Pilih dengan hati-hati, benih apa yang hendak kau tanam. Jangan sampai menyesal.

Baca juga tulisan saya yang lain >> Belum tentu yang kita tatap itu kebenaran, bisa saja kita hanya merasa itu benar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *