Tentang Indonesia Mengajar dan Impian

Indonesia Mengajar, program ini saya kenal tahun 2011 lalu. Namun saya baru mengikuti informasinya secara masif baru tahun 2012. Ketika itu tahun 2012, bulannya saya agak lupa, ada roadshow di kampus Universitas Muhammadiah Yogyakarta (UMY) dan saya mengikutinya.

Pemaparan Anies Baswedan selaku Ketua Indonesia Mengajar begitu menginspirasi. Bagaimana cita-cita luhur para pendiri bangsa, yang menginginkan seluruh rakyat Indonesia terdidik tanpa terkecuali, mengalir deras, semakin deras dengan adanya program ini. Bagaimana profesi guru SD yang dulunya diincar hanya karena jabatannya sebagai PNS, saat ini yang dikejar bukan jabatan PNS-nya, namun semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya. Bagaimana ribuan pemuda, berumur kurang dari 26 tahun dan masih lajang rela meninggalkan gemerlapnya kehidupan kota, meninggalkan pekerjaan yang memberinya pundi-pundi uang dan memilih hidup di pelosok bersama anak-anak SD di pedalaman.

Para Pengajar Muda adalah orang-orang paling “aneh” yang terpilih dari kumpulan orang “aneh” lainnya. Mereka memilih panggilan hati untuk memenuhi janji mereka pada kemerdekaan, yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Para Pengajar Muda bisa diibaratkan kerikil yang ditarik oleh ketapel. Ketika rekan-rekan yang lainnya berlari mengejar karir, uang, dan pangkat, mereka memilih mundur tiga langkah untuk hidup menjauhi gemerlapnya dunia. Selama setahun. Mereka mengajar tentang kebaikan, pentingnya bermimpi, dan bekerja keras sejak anak-anak. Mereka pun gantian belajar pada mereka yang di pedalaman. Belajar tentang kehidupan, bukan hanya sekedar tentang uang dan pangkat, namun lebih dari itu. Setelah satu tahun selesai mengajar, ketapel itu pun melontarkan kerikilnya. Melesat jauh ke depan. Menyalip rekan-rekan mereka yang terlebih dahulu berlari.

Mental para Pengajar Muda sudah tertempa dengan baik. Maka tidak heran apabila setelah selesai setahun mengajar, karir mereka semakin bersinar. Ada yang memilih tetap menjadi pengajar dan menebar kebaikan. Ada pula yang berkarir di kota, di pemerintahan, berwirausaha, dan sebagainya, dan semuanya menunjukkan hasil yang baik. Bukti bahwa penempaan mental di pedalaman memberi bekal yang lebih dari cukup untuk menempuh kehidupan mereka selanjutnya.

Menjadi Pengajar Muda? Sangat menarik tentunya. Baiklah, tahun depan mari kita mendaftar, Sahabat 🙂

Padamu negeri kami berjanji …

Padamu negeri kami berbakti …

Padamu negeri kami mengabdi …

Bagimu negeri jiwa raga kami …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *