Kisah Si Keong dan Si Katak

Si Keong dan Si Katak
Si Keong dan Si Katak

Alkisah di suatu negeri antah berantah hiduplah seekor keong dan seekor katak. Mereka berteman baik sejak kecil, namun akhir-akhir ini si Keong sedang menaruh iri kepada si Katak. Mereka yang biasanya bermain bersama, saat ini sudah jarang hangout bareng.

Pada suatu saat si Keong melihat si Katak sedang melompat-lompat kesana kemari di antara bebatuan di pinggir sungai. Si Keong yang sudah terlanjur sebal kepada si Katak akhirnya mendekatinya dan mereka bercakap.

Si Keong : “Hai Katak, sepertinya menjadi kamu tu asyik ya, bisa melompat kesana kemari, juga bisa berlari dengan cepat”, ucap Keong dengan muka sinis.
Si Katak  : “Hai Keong, lama tak jumpa. Ada apakah gerangan dengan dirimu? Kenapa kamu terlihat sinis begitu?”
Si Keong : “Ahh..tidak juga. Aku hanya iri padamu, kamu bisa melompat kesana kemari dengan lincahnya, sedangkan aku hanya bisa berjalan lambat sambil membawa cangkang yang berat ini”.
Si Katak  : “Sesungguhnya yang kamu lihat tidak seindah itu wahai Keong. Kamu mungkin hanya melihat yang enaknya saja, namun belum tahu betapa beratnya menjalani hidup menjadi seekor katak”.
Si Keong : “Maksudmu apa wahai Katak?”.

Belum sempat si Katak menjawab, tiba-tiba seekor elang terbang dengan cakar mengayun ke arah mereka berdua yang sedang bercakap. Si Keong dengan sigapnya memasukkan tubuhnya ke dalam cangkangnya. Si Katak yang kaget tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya ia ditangkap oleh Si Elang.

Hidup hanya memberikan gambaran pada kita betapa bahagianya menjalani hidup sebagai orang lain, namun kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Nasib orang lain yang terlihat indah oleh kita belum tentu terlihat indah di mata mereka. Si Keong harusnya sadar bahwa kekurangannya adalah kelebihannya juga, begitu juga dengan si Katak.

Dari kisah si Keong dan si Katak kita dapat belajar bahwa dalam setiap keadaan, sesungguhnya kita masih jauh lebih baik dibanding orang lain. Masih banyak orang lain yang nasibnya jauh dan jauh lebih buruk dibanding kita. Sesungguhnya kita harus banyak-banyak bersyukur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *