Menjaga Diri Selama 3 Detik

“Ayah, bagaimana caranya hidup agar selalu bahagia?”, tanya putraku padaku 10 tahun lagi.
“Jagalah dirimu selama 3 detik, Nak”, jawabku.
“Maksudnya?”, putraku masih penasaran.
“Coba ayah tanya balik, bisakah kita tidak melakukan dosa ataupun maksiat selama seumur hidup?”.
“Ya, gak mungkin lah Ayah, pasti ada kalanya kita akan berbuat salah dan dosa”.
“Kalau setahun?”.
“Ya sama, pasti gak mungkin lah, Yah”.
“Kalau sebulan?”.
“Kayaknya masih susah, Yah”.
“Kalau sehari?”.
“Mungkin sih, Yah. Tapi masih mungkin lho, bukan pasti”.
“Kalau 3 detik?”.
“Kalau hanya 3 detik tiap orang pasti bisa”, putraku tersenyum.

“Nah, putraku yang paling ganteng. Jagalah tiap 3 detik dengan dzikir kepada Allah. Dengan Allah kau akan bahagia, dengan Allah semua kesusahan sirna, dengan Allah semua masalah akan ada solusinya, karena dengan dzikir kau akan takut bermaksiat. Maka jagalah tiap 3 detik yang akan kau lalui. Jangan pikirkan bagaimana kau akan menjaga sehari yang dilalui, tapi jagalah tiap 3 detik yang sekarang kau lalui dan akan kau lalui. Karena kau sendiri yang bilang bahwa kita pasti bisa menjaganya”.

“Kenapa harus 3 detik, Yah? Kok bukan 5 detik atau 10 detik gitu?”, putraku penasaran.

Saya bingung sendiri. Kenapa 3 detik ya?

Begini anakku, 1 menit itu sama dengan 60 detik. Jika dibagi 3 maka hasilnya 20. Nah, nafas manusia normal rata-rata 20 kali dalam semenit. Itu artinya tiap 3 detik sama dengan 1 kali nafas (tarikan dan hembusan). Nah, maksud ayah, jagalah hidupmu di tiap nafas, berdzikirlah pada-Nya di tiap nafas. Maka jagalah tiap detik yang kau lalui. Mudah kan?”.

“Ayah, ayah, kalau kita lupa gimana?”.

“Lupa itu wajar, anakku. Maka begitu kita lupa, segeralah sadar bahwa kau harus menjaga 3 detikmu selanjutnya”.

*Cerita lama, yang semoga Alloh memperkenankan, akan saya ceritakan pada putra-putri dan cucu-cucuku kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *